Tidak ada orang yang tidak mengetahui Croissant, varian roti kering asal Prancis yang dibuat dari lembaran tepung berlapis yang dilipat dan dimasukkan ke pemanggang untuk dibakar. Layaknya roti pada umumnya, Croissant juga mengalami pengembangan saat proses pembakaran, namun lipatannya yang tidak simetris lantas memberikan karakteristik melengkung pada  produk akhirnya menyerupai bulan sabit. Keunikan dan paduan rasanya mampu membuat Croissant mendunia, hampir tidak ada toko roti atau patisserie yang tidak menyajikan roti asal Prancis yang sudah berada sejak peristiwa perang salib pada tahun 732. Namun tidak disangka dalam bilangan sepuluh tahun terakhir, Croissant mulai memonopoli pasar pastry dunia melalui persilangannya dengan varian lain. Sulit rasanya untuk tidak melihat peristiwa ini sebagai praktik sindikasi Croissant.

Mentega, Tepung, Ragi, Gula, Garam dan Air, enam hal ini adalah bahan utama untuk membuat suatu Croissant yang original. Tambahan mentega dari campuran tepung dan ragi pembentuk roti menghasilkan lapisan lembut pada bagian dalamnya. Sedangkan pada bagian luar, proses pembakaran membuat adonan tepung mengering, sehingga memberikan sensasi renyah saat digigit. Teknik pembuatan Croissant ini masih relevan hingga sepuluh tahun yang lalu, hingga secara serempak industri Food and Beverages dunia mulai mengulik turunan baru dari Croissant yang kini tidak lagi hanya hadir dalam bentuk klasiknya. Korea Selatan dan Jepang diklaim menjadi trendsetter dalam sindikasi varian croissant. Negara-negara ini berhasil menggemparkan dunia kuliner dengan inovasi-inovasi yang mengubah paradigma konvensional croissant. Bahkan, mereka telah berhasil mengungguli negara asal croissant, yaitu Prancis, dalam dominasi pasar pastry.

Pic By Delicious.com

1. Croissant Kubus

Kini, kita dapat menikmati croissant berbentuk kubus yang unik, mengubah cara tradisional dalam penyajian yang dimungkinkan dengan oven moderen. Meskipun bentuk ini mulai menggeser arti dari Croissant itu sendiri yang berarti bulan sabit dalam bahasa Prancis, namun perubahan ini masih tergolong perubahan kecil.

Pic by CulinaryHill.com

2. Croissant Sandwich

Varian berikutnya yang juga kerap ditemukan pada toko roti yakni, Croissant Sandwich. Inovasi baru yang menggantikan roti pada sandwich sebagai karbohidrat. Hal ini memberikan sentuhan yang lebih eksklusif pada hidangan sehari-hari. Isian sandwich seperti telur, daging asap, sosis, salad, dan saus-saus mayonaise kerap menjadikan hidangan ini digandrungi.

Pic By The Guardian

3. Cronut (Croissant Donat)

Cronut adalah perpaduan antara croissant dan donat. Donat yang merupakan pastry asal Amerika adalah varian pertama yang terjajah sindikasi Croissant ini. Yakni bahan pembuat croissant yang dibentuk seperti donat. Tentunya toping-toping donat seperti cokelat, vanilla, selai stroberi, kacang, hingga toping kekinian memberikan cita rasa yang tak terlupakan.

Pic By CostWorldFlour.com

4. Cruffin (Croissant Muffin)

Muffin yang berasal dari Yunani kini juga ikutan terjajah oleh Croissant. Adonan Croissant yang berlapis-lapis tersebut ditempatkan di dalam cetakan muffin untuk kemudian dibakar. Proses pengembangan yang dibantu cetakan, menghasilkan Croissant berbentuk muffin dengan sebutan Cruffin. Toping-toping umum muffin seperti blueberry dan chocolate chips kerap kali ditemui menghiasi Cruffin.

Pic by Kompas.com

 5. Croffle (Croissant Waffle)

Lanjut Negara Belgia menjadi sasaran berikutnya, tepat di jantung makanan khas belgia yakni Waffle. Waffle yang proses pembuatannya dibantu oleh cetakan bulat, diubah bentuk menyerupai Croissant. Hasilnya suatu maha karya yakni Waffle dengan tekstur kotak-kotak-nya berbentuk croissant. Di perkotaan Croffle sering dihidangkan dengan setangkup es krim di atasnya. Namun seperti waffle pada umumnya, Croffle juga dapat dihidangkan sebagai makanan manis dan asin.

Pic By Cookpad.com

 6. Cromboloni (Croissant Bomboloni)

Tidak berhenti di Belgia, lantas negeri penghasil kudapan berbasis roti berikutnya menjadi target operasi senyap, Italia. Sasaran dijatuhkan pada makanan tradisional roti berisi selai manis asal Italia yang dikenal dengan nama Bomboloni. Adonan Croissant disusun sedemikian sehingga menyisakan rongga untuk diisi dengan selai atau filling manisan lainnya. Tidak tanggung-tanggung penggunaan filling kekinian seperti Matcha, Strawberry Cheesecake, Ovomaltine, dan Blueberry Cheese kerap disuntikkan ke dalam rongga adonan Cromboloni. Hal ini membuat sensasi lumer saat Cromboloni bertemu dengan pisau dan garpu saat hendak dimakan.

Pic By Radar Cirebon

7. Cronigiri (Croissant Onigiri)

Varian terakhir yang terdeteksi oleh tim Gemerlap dari sindikasi Croissant ini adalah Cronigiri. Persilangan Croissant dengan Onigiri asal negeri sakura ini hingga sekarang belum ditemukan obatnya. Croissant yang dicetak berbentuk segitiga seperti onigiri ini juga dilapisi dengan rumput laut. Teknik filling yang digunakan pada varian Cromboloni juga ditemukan pada varian ini, namun lebih sering diisi dengan bahan-bahan savory seperti mentai salmon, spicy tuna, salted egg, hingga jamur dibalut truffle mayonaise. Hal ini menawarkan pengalaman baru dalam menikmati Croissant.

Dengan banyaknya turunan Croissant kini, berbagai pertanyaan muncul seperti, varian baru apa yang akan menjadi tren selanjutnya dari croissant? Dengan sindikasi yang terus berkembang, bisakah croissant menjadi semakin inovatif dan bertransformasi menjadi hidangan yang lebih mengejutkan lagi? Apakah croissant dapat terus menjadi tren global ataukah ada varian baru yang akan merevolusi dunia kuliner pastry? Hanya waktu yang akan menjawab pertanyaan ini, sementara croissant dan varian-varian eksotisnya terus merajai dunia pastry dengan kelezatan yang tak terbantahkan.