Era elektrifikasi kendaraan yang sedang terjadi saat ini membuat kita harus cermat dalam memilih kendaraan yang akan kita pilih untuk menemani aktifitas sehari-hari. Selain karena harga yang tidak murah, banyaknya varian penggerak Hybrid yang ditawarkan oleh para produsen Mobil tentunya membuat kita sebagai konsumen menjadi bingung untuk memilih kendaraan yang kita butuhkan. Di pembahasan kali ini kami rangkum perbedaan dari masing-masing tipe penggerak dan juga mobil yang memakai jenis penggerak terkait agar kalian tidak salah memilih ketika akan membeli mobil baru!

1. Mild Hybrid (MHEV)

Mazda CX-60 Meluncur, Tenaganya Bisa Tembus 300 HP Lebih
pict by otomotif.kompas.com

Kita mulai dari yang paling ringan terlebih dahulu yaitu tipe Mild Hybrid. Mild Hybrid adalah jenis elektrifikasi kendaraan paling basic yang memiliki tujuan sama seperti yang lainnya, yaitu untuk menghemat bahan bakar hingga meringkankan kerja mesin baik saat berhenti atau saat berjalan.

Pada sistem Mild Hybrid mesin konvensional diberikan generator listrik kecil beserta dengan baterai berkapasitas kecil yang  tidak berbeda jauh dengan aki mobil untuk membantu kinerja mesin  saat berakselerasi dari berhenti, membuat proses start-stop engine lebih halus, serta menopang komponen kelistrikan kendaraan pada saat mobil berhenti dan mesin mati karena sistem start-stop. Kehematan bahan bakar yang diberikan oleh sistem ini biasanya hanya berkisar 5%-15% lebih hemat dari mesin konvensional tanpa bantuan Mild Hybrid. Harga yang ditawarkan juga biasanya tidak berbeda jauh versi mesin konvesionalnya.


pict by theauto.page

Mobil Mild Hybrid baru yang berada di pasar otomotif Indonesia antara lain Suzuki Grand Vitara, XL-7, Ertiga dan Mazda CX-60. Sedangkan untuk kendaraan bekas ada mersedes c-class c200 EQ-Boost.

2. Full Hybrid (HEV)

Moto Mobi | Test Drive Innova Zenix Hybrid, Kesempuraan Baru Untuk Sebuah Kijang - Moto Mobi
pict by motomobinews.id

Untuk penggerak Full Hybrid (selanjutnya akan kami sebut Hybrid saja) memiliki mesin konvensional dengan motor listrik dan baterai lithium-ion dengan kapsitas serta ukuran yang lebih besar dari Mild Hybrid.

Pada sistem Hybrid, mesin konvensional akan bekerja sama dengan motor listrik yang biasanya terletak antara mesin dan transmisi untuk menggerakkan mobil. Dengan kapasitas baterai yang lebih besar serta tenaga motor listrik yang besar juga maka kendaraan Hybrid dapat berjalan dalam mode full elektrik dalam jarak tertentu. Sistem pengisian baterai untuk mobil Hybrid dilakukan secara mandiri oleh mobil dengan menggunakan tenaga dari mesin atau memanfaatkan sistem pengereman regeneratif. Kehematan yang dihasilkan oleh sistem Hybrid ini bisa mencapai hampir 2x lipat lebih hemat dari varian mesin konvensionalnya. Harga dari mobil Hybrid biasanya lebih mahal 10%-20% dari varian konvensionalnya jika ada.

Intip Wajah Baru Honda CR-V Hybrid, Resmi Meluncur Di Honda Klaten
pict by hondaperkasaklaten.com

Mobil dengan sistem Hybrid seperti ini yang ada di pasar otomotif Indonesia antara lain Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid, Yaris Cross Hybrid, Corolla Cross Hybrid, Corolla Altis Hybrid, Camry Hybrid, Alphard & Vellfire Hybrid,  Honda CR-V e:HEV, Nissan Kicks e-Power, GWM Tank 500, MG VS HEV, dan Wuling Almaz Hybrid.

3. Plug-In Hybrid (PHEV)

Volvo XC90 Review 2024 | Top Gear
pict by topgear.com

Plug-In Hybrid merupakan jenis Hybrid yang memiliki kapasitas baterai paling besar dan juga tenaga motor listrik juga paling besar, bahkan ada yang mencapai range di atas 70km jika menggunakan mode full elektrik.

Pada sistem Plug-In Hybrid biasanya mobil akan memiliki penggerak All-Wheel Drive (AWD) yang mana salah satu dari sumbu roda akan ditenagai penuh oleh motor listrik sedangkan sumbu roda yang lain ditenagai penuh oleh mesin konvensionalnya. Pengisian baterai pada sistem Plug-In Hybrid dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan pengisian mandiri seperti mobil Hybrid pada umumnya dan menggunakan pengisian menggunakan charging port yang tersedia seperti kendaraan full elektrik. Kehematan yang diberikan dari sistem ini juga sangat besar, bahkan bisa menyaingi kehematan sebuah sepeda motor. Harga dari mobil Plug-In Hybrid memang cukup jauh lebih mahal jika dibandingkan dengan varian konvensionalnya, mengingat harga baterai bagi kendaraan saat ini masih sangat tinggi.

BMW XM (G09): Models, technical Data, Hybrid & Prices | BMW.co.id
pict by bmw.co.id

Pilihan mobil Plug-In Hybrid di Indonesia antara lain Volvo XC-90, XC-60, XC-40, BMW X M, Toyota RAV4 PHEV, dan Lexus RX 450h+ Luxury.

Setelah membaca rincian di atas, apakah kalian sudah bisa membedakan jenis mobil Hybrid dan menentukan pilihan? Jika dilihat dari kondisi di Indonesia sekarang memang mobil Hybrid lebih menguntungkan bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, selain tidak perlu pusing memikirkan tempat pengisian daya yang bisa memakan waktu berjam-jam, konsumsi bbm dari mobil hybrid juga sangat hemat sehingga anggaran dalam perjalanan dapat dihemat. Atau jika kalian menggunakan mobil hanya untuk mobilitas di perkotaan maka kalian bisa memilih mobil EV dan menggunakan kendaraan umum untuk ke luar kota agar lebih tenang.